Sejarah dan Resep Peyek Laron, Makanan Ekstrem untuk Bertahan Hidup dari Penjajahan Jepang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia punya beragam kuliner khas yang berasal dari tiap-tiap daerah yang ada di Nusantara. Dari yang biasa diolah hingga yang unik dan cenderung eksterem seperti laron yang kerap dijadikan rempeyek atau peyek oleh masyarakat Yogyakarta, Boyolali dan Wonogiri.
Sebagian orang tentu akan menganggap olahan dari laron ini adalah hal yang menjijikan. Namun, mereka percaya bahwa laron mengandung protein yang tinggi.
Rayap jantan dan betina yang sudah matang dan memiliki sayap, yang biasanya akan keluar di awal musim penghujan. Sehingga, kedatangan laron sering dianggap sebagai pertanda awal musim penghujan.
Untuk mengumpulkan hewan laron, cukup mudah terutama saat musim hujan. Secara tradisional, biasa orang-orang akan meletakkan "dhian" alias lampu teplok di tengah baskom yang kosong maupun di samping baskom yang berisi air.
Penerangan lain dimatikan supaya laron hanya berkumpul di satu lampu tersebut saja. Setelah laron-laron terkumpul, barulah laron-laron dipisahkan dari sayapnya kemudian diinteri (diletakkan di atas tampah, diputar-putar) dan setelah bersih laron tersebut dimasak.
Sumber lain juga mengungkapkan bahwa, pemanfaatan dari laron sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan protein masyrakat yang ada di desa, terutama kawasan Boyolali. Dimana kawasan ini adalah daerah pertanian dan jauh dari laut.
Sehingga guna mendapatkan protein yang berasal dari ikan atau hewan laut lainnya cukup sulit. Maka laron pun digunakan sebagai pengganti protein hewani.
Proses membuat peyek laron ini sangat sederhana, serupa dengan membuat rempeyek kacang. Anda memerlukan bahan-bahan seperti tepung beras yang dicampur dengan air, kemudian diberi bumbu (biasanya garam, bawang putih yang telah dihaluskan dan irisan daun jeruk), dan terakhir diberi bahan pengisi berupa laron.
Adonan aka digoreng hingga kering sampai memiliki tekstur yang renyah. Peyek laron bisa disajikan secara langsung sebagai camilan, atau digunakan sebagai lauk dan dimakan dengan nasi.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
Sebagian orang tentu akan menganggap olahan dari laron ini adalah hal yang menjijikan. Namun, mereka percaya bahwa laron mengandung protein yang tinggi.
Apa Itu Laron?
Laron adalah rayap jantan dan betina yang sudah matang. Rayap akan memiliki sayap ketika telah memasuki usia matang untuk melakukan reproduksi membentuk koloni baru.Rayap jantan dan betina yang sudah matang dan memiliki sayap, yang biasanya akan keluar di awal musim penghujan. Sehingga, kedatangan laron sering dianggap sebagai pertanda awal musim penghujan.
Sejarah Laron Jadi Peyek
Dihimpun dari berbagai referensi, hal ini telah ada sejak zaman penjajahan Jepang di Indonesia, di mana banyak sumber daya alam Indonesia yang diambil dan dimanfaatkan, sehingga untuk bertahan hidup masyarakat di kawasan ini pun memanfaatkan laron sebagai sumber bahan makanan mereka.Untuk mengumpulkan hewan laron, cukup mudah terutama saat musim hujan. Secara tradisional, biasa orang-orang akan meletakkan "dhian" alias lampu teplok di tengah baskom yang kosong maupun di samping baskom yang berisi air.
Penerangan lain dimatikan supaya laron hanya berkumpul di satu lampu tersebut saja. Setelah laron-laron terkumpul, barulah laron-laron dipisahkan dari sayapnya kemudian diinteri (diletakkan di atas tampah, diputar-putar) dan setelah bersih laron tersebut dimasak.
Sumber lain juga mengungkapkan bahwa, pemanfaatan dari laron sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan protein masyrakat yang ada di desa, terutama kawasan Boyolali. Dimana kawasan ini adalah daerah pertanian dan jauh dari laut.
Sehingga guna mendapatkan protein yang berasal dari ikan atau hewan laut lainnya cukup sulit. Maka laron pun digunakan sebagai pengganti protein hewani.
Cara Mengolah Laron
Laron dapat diolah dengan berbagai cara, mulai dari sekadar sangrai, goreng dengan telur, dijadikan bothok, hingga yang cukup dikenal adalah dijadikan rempeyek.Proses membuat peyek laron ini sangat sederhana, serupa dengan membuat rempeyek kacang. Anda memerlukan bahan-bahan seperti tepung beras yang dicampur dengan air, kemudian diberi bumbu (biasanya garam, bawang putih yang telah dihaluskan dan irisan daun jeruk), dan terakhir diberi bahan pengisi berupa laron.
Adonan aka digoreng hingga kering sampai memiliki tekstur yang renyah. Peyek laron bisa disajikan secara langsung sebagai camilan, atau digunakan sebagai lauk dan dimakan dengan nasi.
Lihat Juga: Orasi Ilmiah Hendy Setiono di Uniska: Gastrodiplomasi Jadi Strategi Kenalkan Kuliner Nusantara
(tdy)